5 Hal yang Bikin Bingung Ketika Orang Baru Pertama Kali ke Palu


1. Kenapa Banyak Buaya di Sungai Palu?
Panji dalam kunjungannya ke Palu menyatakan, ada ratusan buaya yang berhabitat di Sungai Teluk Palu. Mulai dari yang terkecil sekitar 1 meter, hingga yang terbesar kurang lebih 7 meter. Hal itu ia sampaikan setelah meyesuri Sungai Palu di malam hari bersama Badang Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSD). Hasilnya sungguh mengejutkan, banyak buaya yang terlihat dan bersarang di tengah gundukan pasir dekat jembatan kuning.

Warga Palu sendiri sudah lumrah dengan kehadiran buaya yang acap kali muncul untuk berjemur di bantaran sungai. Sungai Palu bahkan dari zaman dulu menjadi habitat buaya raksasa yang sempat ditangkap pada tahun 1953.

Kondisi air sungai di Kota Palu mendukung perkembangbiakan buaya. Buaya senang berada di sungai yang airnya keruh atau kotor. Kondisi Sungai Palu yang dipenuhi sampah rumah tangga sejalan dengan perkembangan jumlah populasi buaya. Karena biasanya, buaya mengkonsumsi bangkai dari sisa-sisa sampah rumah tangga yang terbawa arus sungai.

2. Kenapa Sering Terjadi Gempa Bumi? 

Kota Palu, Sulawesi Tengah menjadi wilayah di Indonesia Timur yang berada dalam jalur rawan gempa bumi dan tsunami. Bentangan permukaan alam di Palu dan sekitarnya yang terbentuk dari perbukitan dan gunung-gunung merupakan bukti fisik betapa aktifnya aktivitas seismik di bawah permukaan Kota Palu.

Struktur batuan penyusun di bawah Kota Palu pun pada umumnya terbentuk oleh satuan batuan berumur dari zaman pra tersier. Batuan zaman sebelum tersier relatif sudah lapuk dan mudah mengalami perubahan susunan. Hal inilah yang menyebabkan efek guncangan gempa di Kota Palu dapat sangat terasa walaupun kekuatan gempanya mnim.

Dalam catatan sejarah ada 3 bencana gempa bumi dan tsunami dahsyat yang pernah meluluhlantakkan wilayah Kota Palu dan sekitarnya. Pertama adalah gempa bumi dan tsunami pada 1 Desember 1927. Kedua, gempa bumi dan tsunami yang terjadi di awal abad 19 pada 20 Mei 1938. Ketiga, gempa disusul tsunami yang terjadi pada 14 Agustus tahun 1968.

3. Kenapa Naik Angkot di Palu Membingungkan? 

Angkot (Angkutan Kota) di Palu disebut Taksi, sedangkan Taksi di Palu disebut Argo. Angkot di Palu juga tidak memiliki rute tetap. Jadi jika memberhentikan angkot, penumpang akan ditanya dulu arah tujuannya. Jika kebetulan sama dengan rute penumpang lain yang dibawa, maka bisa naik. Jika tidak, siap-siap untuk ditolak.

Siapa yang naik duluan di Angkot dialah ‘pemenang’ rutenya. Apabila jadi penumpang pertama, maka penumpang-penumpang selanjutnya akan mengikuti rute penumpang pertama. Namun jika bukan yang pertama, maka akan menunggu sampai rute pertama selesai, barulah penumpang lainnya diantar sesuai rute mereka masing-masing.

Penumpang yang rutenya lebih jauh dari penumpang-penumpang sebelumnya biasanya akan diajak untuk berkeliling kota terlebih dahulu. Karena sopir angkot akan mengantar penumpang dengan rute jauh diurutan yang terakhir.

4. Kenapa Suhu Kota Palu Sangat Panas? 


Kota Palu memiliki dua musim, yaitu musim panas dan panas sekali. Musim panas terjadi antara bulan April – September, sedangkan musim panas sekali, terjadi pada bulan Oktober – Maret. Palu merupakan kota pesisir, dengan kontur tanah bergelombang. Berjarak 3 jam dari equator, sehingga panasnya khas daerah garis khatulistiwa.

Vegetasi di Palu cenderung kering, agak mirip di daerah Nusa Tenggara. Jika di Jakarta panas 35 derajat celcius sudah merasa panas, maka suhu itu adalah suhu normal di Palu. Suhu udara Palu bahkan pernah tercatat sampai 41 derajat celcius.

5. Apa Kopi Khas Palu yang Bisa Dijadikan Oleh-Oleh? 


Data Badan Pusat Statistik Sulawesi Tengah yang terbit tahun 2016 menunjukkan, dari 13 daerah otonom (12 kabupaten dan 1 kota) di Provinsi Sulawesi Tengah, hanya Palu yang tidak punya tanaman kopi.

Data tersebut menunjukkan bahwa Kabupaten Sigi adalah kabupaten dengan luas areal penanaman kopi terbesar di Sulawesi Tengah. Namun memiliki produksi yang tidak lebih banyak dibanding Kabupaten Poso. Jenis kopi yang banyak diproduksi di Sulawesi Tengah adalah kopi robusta.

Namun jangan khawatir bila ingin membeli atau mencicipi kopi khas Sulawesi Tengah tersebut. Biji Kopi Sigi dan Poso sudah diproduksi di Kota Palu menjadi kopi bubuk siap seduh dengan brand Nosarara Coffee. Selain itu ada juga kopi kulawi yang tersebar di kedai-kedai kopi Kota Palu yang bisa dinikmati secara langsung.


Artikel ini terbit di pojokkota.com

Comments

Popular posts from this blog

5 Cara Untuk Mengetahui Seberapa Kreatif Dirimu

5 Hal yang Wajib Diketahui Para Pecinta Kopi di Palu

7 Tips Ampuh untuk Mengatasi Masalah Nge-Lag Saat Bermain Game Android